mimut blog
Writing for Sharing
Monday, June 13, 2022
Pewangi Pakaian Molto Korean Strawberry Warnai Harimu
Friday, March 4, 2022
Wajah Cerah Berkat Pond’s Triple Glow Serum
Sunday, February 20, 2022
Belajar Memetik Ubi di Kuntum Farm Field
Di awal tahun 2022, aku dan keluarga berwisata ke obyek wisata Kuntum Farm Field yang terletak di kota Bogor, Jawa Barat. Menurutku Kuntum Farm Field adalah satu tempat wisata bernuansa edukatif. Di sini, kita bisa mengenal sejumlah hewan ternak, mempelajari beberapa jenis tanaman sekaligus melepas penat. Aku sudah pernah mengunjungi tempat wisata ini beberapa kali. Unsur edukasi menjadi magnet yang membuatku tak pernah bosan mengunjungi tempat ini. Kuntum merupakan tempat belajar yang cocok bagi anak-anak, terutama buat anak TK dan SD.
Di lahan pertaniannya, pengunjung bisa merasakan
bagaimana rasanya panen, dan memetik produk pertanian. Tentu, produk pertanian
yang bisa dipanen berbeda-beda sesuai masa tanam tumbuhan tertentu. Di bulan
Januari, kebetulan ada beberapa jenis Ubi seperti Ubi Ungu, Ubi Jepang, Uji Cilembu
yang sudah boleh dipanen. Kita bisa memetik sendiri jenis Ubi yang kita
inginkan. Anak-anak bisa belajar menghargai bagaimana proses memetik bahan
pangan sebelum dikonsumsi.
Pembayaran dilakukan
sesuai berat timbangan. Ada patokan harga yang sudah ditentukan, harga sekilo
ubi bervariasi berkisar 7 ribu hingga 12 ribu rupiah.
Sunday, February 6, 2022
Aku Ikut Vaksinasi Booster Covid-19
Penyakit Covid-19 masih menjadi ancaman di tahun 2022. Bagi warga yang sudah mengikuti dua kali vaksinasi, dan jarak vaksin kedua dengan waktu akan mengikuti vaksinasi booster sudah mencapai enam bulan, dapat mengikuti vaksin ketiga (vaksin booster). Vaksin booster ini dapat diperoleh di fasilitas kesehatan pemerintah atau sejumlah sentra vaksinasi yang diadakan oleh instansi pemerintah maupun pihak swasta.
Aku sendiri memilih mengikuti vaksinasi booster di salah satu puskesmas. Di puskemas, warga harus datang pagi hari untuk didata atau mendapatkan nomor antrean. Biasanya vaksinasi dimulai pukul 8 pagi. Sebelum dimulai, warga yang akan mengikuti vaksinasi, diperiksa suhu tubuh, dicek tekanan darah termasuk mengisi data vaksinasi di selembar formulir.
Saat waktu vaksinasi tiba, petugas kesehatan akan memanggil warga satu per
satu, dan menanyakan riwayat kesehatan secara umum. Bila tak ada kendala dalam
vaksinasi sebelumnya, atau tak punya penyakit komorbid, warga bisa langsung
mengikuti vaksinasi.
Aku sendiri mendapatkan vaksin booster bermerek Pfizer. Alhamdulillah, usai
disuntik vaksin, aku tak merasakan dampak yang berarti. Aku sempat merasa
mengantuk untuk beberapa jam. Memang, efek suntikan vaksin di tubuh setiap
orang berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan.
Wednesday, October 6, 2021
Pengalaman Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas
Halo apa kabar? Rasanya udah lama banget gak nulis di blog. Kali ini aku mau berbagi cerita mengenai pengalaman vaksinasi Covid-19 di puskesmas. Sejak pandemi melanda di awal tahun 2020, kehidupan masyarakat sontak berubah. Hampir semua kegiatan dilakukan secara online, sekolah online, bekerja secara online, dan banyak lagi. Saat itu, belum ada vaksin. Warga melindungi diri dengan menggunakan masker, memakai pelindung wajah atau face shield, dan mengurangi bepergian ke luar rumah.
Memasuki tahun 2021,
pemerintah mulai mendatangkan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19. Di semester pertama 2021, jumlah vaksin
Covid-19 masih amat terbatas. Prioritas vaksinasi ditujukan bagi para tenaga
kesehatan yang berada di garda depan. Seiring waktu, stok vaksin mulai
bertambah, dan dilakukan terhadap warga di Jakarta di sejumlah tempat maupun
puskesmas. Pada pertengahan 2021, umumnya jenis vaksin yang digunakan Sinovac
dan AstraZeneca. Saat itu aku berkesempatan mengantar kerabatku yang ber-KTP
luar DKI Jakarta untuk vaksinasi di puskesmas, yang masih membutuhkan surat
pengantar domisili. Aku jadi sibuk bolak balik ke kelurahan dan ketua RT, untuk
membuat surat pengantar domisili, sebelum mendaftarkan vaksinasi di puskesmas.
Sekitar bulan Juni 2021, di puskesmas juga tak selalu tersedia vaksin. Ketika mengantar kerabatku, di puskesmas terdekat hanya tersedia vaksin AstraZeneca. Selain itu, jadwal vaksinasinya pun tak setiap hari, dalam sepekan ada 3 hari yang diperuntukkan untuk vaksinasi. Tentunya, hal ini berkaitan dengan jumlah atau stok vaksin yang masih terbatas. Proses vaksinasi di puskesmas relatif simpel, upayakan datang di pagi hari untuk mengambil nomor urut antrean vaksinasi. Apalagi setiap puskemas memiliki kuota masing-masing, terkait jumlah orang yang dapat divaksin. Kemudian mengisi formulir yang sudah disediakan. Selanjutnya menunggu giliran vaksin, dicek suhu badan dan tekanan darah. Waktu vaksinasi, dari mulai menunggu giliran hingga selesai divaksin sekitar satu jam.
Sekitar bulan Juli 2021, pemerintah mengeluarkan peraturan yang mengijinkan anak usia 12 tahun hingga 17 tahun untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, khusus menggunakan vaksin Sinovac. Saat aturan ini berlaku, surat keterangan domisili sudah tak diwajibkan lagi. Jadi siapapun yang sudah menjadi sasaran vaksinasi meski ber-KTP luar DKI Jakarta, boleh mengikuti vaksinasi di puskesmas manapun di Jakarta.
Selain di puskesmas, ada beberapa lokasi vaksinasi yang digunakan pemerintah seperti RPTRA (Ruang publik terpadu ramah anak) dan sejumlah mal. Menurutku, akan lebih baik jika dapat melakukan vaksinasi di puskesmas terdekat. Selain menghemat waktu perjalanan, prosedurnya pun mudah. Semoga stok vaksin bisa segera merata di seluruh Indonesia, karena masih banyak warga yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19. Saat ini merek vaksin Covid-19 yang digunakan semakin beragam, ada Pfizer, Moderna, selain Sinovac dan AstraZeneca. Mencegah lebih baik dari mengobati, semboyan yang mungkin terdengar klise. Memang vaksin bukan obat penyakit. Namun, dengan mengikuti vaksinasi berarti kita sudah melakukan upaya perlindungan diri, ber-ikhtiar agar mencegah terkena penyakit Covid-19.