Halo semua, apa kabarnya hari ini? Semoga semua sehat-sehat ya. Kali ini aku mau berbagi cerita saat libur lebaran. Ceritanya, aku dan keluarga jalan-jalan berwisata ke pulau Bali, pada bulan April 2023. Berlibur dalam waktu 4 hari 3 malam di pulau Dewata, ngapain aja ya? Aku berusaha merancang tujuan wisata yang dikunjungi agar liburan berkesan dan waktunya efektif. Sebelum berlibur, aku sudah mencari informasi terkini terkait kondisi di Bali pasca pandemi, meski dalam beberapa hal ada yang meleset tak sesuai harapan.
Saat berangkat, aku memilih penerbangan di pagi hari. Pertimbangannya supaya waktu jalan-jalan di Bali efektif, targetnya bisa berwisata ke 2 atau 3 tempat dalam sehari. Di hari pertama, sekitar jam 9 pagi kami sudah mendarat di bandara Ngurah Rai. Tujuan pertama adalah Tanah Lot, dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dari bandara. Tak lupa, aku mampir dulu ke pantai Kuta buat foto-foto. Saat itu, matahari terasa sangat terik dan menyengat. Oiya, satu hal soal kemacetan, di masa liburan sekolah sekaligus libur lebaran, pemandangan macet terjadi di berbagai ruas jalan utama di sekitar Denpasar dan Kuta. Aku gak begitu ngeh, apakah kemacetan semacam ini menjadi fenomena sehari-hari di Bali saat ini, atau memang terjadi lonjakan jumlah wisatawan yang berlibur ke Bali di musim liburan.
|
Pantai Kuta |
|
Tanah Lot |
Aku berkunjung ke obyek wisata Tanah Lot sekitar 2 jam, setelahnya kembali menuju pusat kota untuk menikmati makan siang di salah satu restoran nasi tempong di kota Denpasar. Wow, ternyata sekitar jam 2 siang, masih banyak turis yang antre dan menunggu pesanan datang di restoran ini. Suasana restoran cukup ramai saat itu, kami harus menunggu sekitar 40 menit sebelum pesanan dihidangkan di atas meja. Nasi tempong ini pada dasarnya, nasi dilengkapi lauk ayam goreng, tahu tempe dan sambal. Pilihan menu lain, bisa pesan bebek goreng atau empal, sesuai selera masing-masing. Apa yang menjadi ciri khas? Tentu rasa sambalnya yang sangat pedas.
|
Nasi Tempong |
Setelah makan siang selesai, kami melanjutkan perjalanan ke Pura Uluwatu, karena ingin melihat matahari terbenam alias
Sunset. Siapa yang gak kepengen memandangi pemandangan alam nan indah, sambil menyaksikan matahari menghilang dari pandangan mata? Pemandangan di saat menjelang matahari terbenam sungguh sangat indah. Saat itu banyak wisatawan mancanegara yang juga menantikan
Sunset, dan mengabadikannya dengan kamera. Perjalanan dari pusat kota menuju Pura Uluwatu sekitar 2 jam. Kemacetan terjadi khususnya di akses jalan masuk menuju Pura. Jadi kalau mau berwisata ke Bali, mesti menghitung waktu tempuh ke obyek wisata tujuan, dan buat persiapan ya.
Di kawasan Pura Uluwatu ini masih terdapat kawanan monyet yang mesti diwaspadai karena seringkali usil menganggu wisatawan. Di beberapa sudut, terpampang peringatan agar tidak menggunakan ponsel atau membuka tas saat berada di sekitar kawanan monyet. Kami juga membeli tiket menonton tari Kecak di Pura Uluwatu. Setiap hari ada 2 sesi pertunjukan tari, sekitar jam 5 sore dan jam 7 malam. Sayangnya ketika kami tiba, tiket pertunjukkan pertama sudah habis terjual. Kami mendapat tiket pertunjukkan kedua di jam 7 malam waktu setempat. Sepulangnya dari Pura Uluwatu, kami mampir makan malam di salah satu restoran
seafood di kawasan Jimbaran.
|
Pura Uluwatu |
Di hari kedua, kami berjalan-jalan ke kebun binatang di kawasan Ubud. Bali Zoo nama tempatnya. Menurutku, Bali Zoo adalah satu satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi apalagi saat berwisata bersama anak-anak. Kebun binatang ini relatif tertata dengan baik, ada
shuttle bus gratis yang bisa digunakan pengunjung untuk mengitari kebun binatang. Di sini juga banyak ragam binatang, tempat menarik untuk mengedukasi anak-anak mengenai alam sekitar.
|
Bali Zoo |
|
Museum Naga Sanga |
Petualangan di hari ketiga berlanjut, kami mengunjungi Kintamani, salah satu tempat wisata yang pemandangannya terkenal elok. Di kawasan Kintamani, kini terdapat sederetan resto maupun café bagi wisatawan, suasananya sudah banyak berubah dalam 10 tahun terakhir. Kami memilih makan siang di salah satu restoran. Menakjubkan, Gunung Batur serasa tepat berada di hadapanku. Aku sangat senang, bisa menikmati makanan sambil menikmati pemandangan Gunung Batur dari depan mata dan Danau Batur di kejauhan. Rasanya betah berlama-lama di Kintamani. Perjalanan dari pusat kota ke Kintamani kurang lebih memakan waktu sekitar dua jam, begitu pula sebaliknya.
Ketika hari beranjak sore, aku putuskan kembali ke pusat kota. Di perjalanan aku mampir ke museum Naga Sanga Amurwabhumi yang berisi koleksi barang perak serta batu-batuan alam. Sampai di pusat kota sudah menjelang magrib, kami mampir ke pantai Kuta lagi. Sayang pada saat itu, pemandangan matahari terbenam gak terlalu terlihat karena cuaca mendung. Kami mampir ke pusat oleh-oleh Krisna yang terletak di jalan raya by pass Ngurah Rai. Disini terdapat beragam pilihan, dari makanan ringan hingga aneka kerajinan khas Bali.
|
Kintamani, Gn Batur |
Tiba di penghujung liburan, kami mampir ke sejumlah pantai yang ada di sekitar pusat kota sebelum pulang. Salah satunya pantai Sanur, nampak ombak di pantai Sanur lebih tenang, banyak terlihat aktivitas nelayan setempat. Namun anginnya terasa amat kencang. Bali memang memiliki daya magis tersendiri yang membuat wisatawan ingin kembali lagi. Sampai jumpa di perjalanan wisata berikutnya.
See U
No comments:
Post a Comment