Lalin Semrawut
Kali ini saya ingin bercerita tentang pelanggaran berkendara
yang kerap saya temui di jalan raya sehari-hari, bukan ngobrolin hal-hal
njelimet yah. Soalnya dalam hati ini udah kesel banget nih. Dalam beberapa
tahun terakhir saya perhatikan orang berkendara makin seenaknya, terutama
pengendara motor yang gak sabaran menunggu lampu lintas berganti hijau. Belum
lagi para pelanggar lalu lintas yang melawan arah, kok seolah-olah dibiarkan
sama aparat. Dan orang-orang juga semakin seenaknya kebut-kebutan. Heran deh, apa
gak pernah mikir yaa kalau nyawa hanya satu-satunya. Apa gak pernah mikir kalau
tindakannya bukan hanya bisa mencelakakan dirinya tapi juga bisa mencelakai
diri orang lain.
Helmnya mana ?
Melihat pengendara motor yang tidak memakai helm,
seolah menjadi pemandangan biasa setiap hari. Saya pribadi antara kesel dan
gemes, kalau melihat bapak atau ibu yang
membonceng anak-anak mereka tanpa Helm!!! Bayangkan dimana mata hati mereka,
lha wong bapak ibunya pake helm, trus anak-anaknya dibiarkan keleleran.
Misalnya kalau terjadi sesuatu di jalan, siapa yang mau disalahkan? Katanya
Ortu yang sayang sama anak, tapi kok sikapnya gak mencermikan tindakan
mereka...duh gusti saya hanya bisa membatin, miris menyaksikan fenomena yang
marak dewasa ini. Bahkan ada beberapa pengendara yang sama sekali tak
menggunakan helm, baik orangtua maupun anaknya. Adapula pengendara yang
menjadikan helm sekedar sebagai pajangan atau tentengan, dibawa kemana-mana
tapi gak dipake, lucu yah. Belum lagi, para anak-anak dan remaja yang belum
memiliki SIM, tapi diberi ijin orangtuanya untuk mengendarai motor. Padahal
hari demi hari sudah begitu banyak kejadian laka lantas yang merenggut korban
jiwa, kemana yaa kesadaran orang-orang ini. Hanya satu orang yang pakai helm |
Semua gak pakai helm :( |
Apa iya para orangtua segitu egoisnya hanya memperhatikan keselamatan diri mereka sendiri, tanpa memikirkan keselamatan anak-anaknya. Adapula orang dewasa yang membonceng anak balita dengan posisi yang tak aman. Para orang dewasa seharusnya sadar diri, bila memang tidak bisa tertib mengikuti aturan lalu lintas, ya sebaiknya tidak usah mengendarai motor, termasuk tidak mengijinkan putra-putri mereka yang belum memiliki SIM untuk membawa motor sendiri. Hmm prihatin deh :(
Balita dibonceng sambil berdiri, posisi gak aman |
Anak dibonceng tanpa helm |
Yuk Berkendara dengan Aman
Banyak warga yang tinggal di kota besar seperti Jakarta
sudah semakin seenaknya sendiri, naek
motor maupun naek mobil sambil kebut-kebutan, dan motong jalan sana sini.
Seringkali saat lampu lalin belum berganti hijau saja, para pengendara motor
sudah melewati batas jalan, dan tak jarang berani memotong bus yang sedang
melintas. Hii syerem jadinya, gimana kalau sampai tertabrak atau terlindas
yaa... Terlebih di perlintasan kereta api, ketika kereta api akan melintas
masih banyak pengendara yang nekad menerobos palang pintu, atau mengantre di
tepi rel kereta. Bayangkan kalau terjadi insiden tak terduga, apa jadinya nasib
para pelanggar lalin ini? Seringkali ketika antre di palang pintu perlintasan kereta
api, sepertinya semua orang gak sabaran. Banyak pengendara mobil maupun motor mengambil jatah jalan orang yang
datang dari jalur berlawanan. Bisa dibayangkan kalau tiba-tiba dalam waktu
beberapa detik ada kereta yang mau lewat, teng....teng.....teng. Apa gak
semrawut tuh lalu lintas, bahayanya itu lho. Kecepatan kereta api kan beda
dengan mobil atau motor, gak bisa sembarangan nge-rem trus langsung berhenti. Seolah-olah
para pengendara hanya hidup untuk hari itu, gak mikirin potensi bahaya yang
mungkin terjadi. Pengendara motor melewati palang pintu |
Apa sih yang salah dengan tindakan para warga Ibukota ini? Apa iya karena perbandingan jumlah polisi yang bertugas di jalan raya vs jumlah pengendara sudah tidak sebanding, sehingga polisi kewalahan. Lhaa yaa gak bisa dibiarkan seenaknya juga donk. Para pengendara juga sudah seharusnya sadar tertib berlalu lintas, memahami etika berkendara. Bagaimana bangsa kita bisa maju, kalau sikap dasar untuk disiplin dan tertib menaati aturan lalu lintas saja belum dijalankan dengan benar. Kadang pengendara yang melakukan kesalahan, bila diingatkan atau diklakson malah marah-marah atau bersikap cuek. Heran, apa yang ada dalam pikiran mereka yaa?
Para pengendara motor melewati batas jalan |
Aarrgh
gemes rasanya saya melihat pemandangan lalin Jakarta kayak begini. Tentu
keamanan berkendara dan tertib lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama
para pengguna jalan. Di sisi lain, sepertinya perlu sosialiasi yang gencar untuk memasyarakatkan pentingnya memakai helm baik
bagi orang dewasa maupun anak-anak. Semoga saja jajaran kepolisian maupun
polantas semakin aktif untuk menertibkan pengendara lalu lintas yang melanggar
aturan.
Setuju mba, harus dilakukan terus-menerus sosialisasi memakai helm. Aku juga suka gemes kalau ada orang gak pakai helm di jalan raya, apalagi yang padat kendaraan.
ReplyDeleteBener, keselamatan merupakan hal utama sayangnya banyak orang yang kurang peduli
DeleteTertib lalu lintas memang harus diajarkan sejak idni ya mba. Dari keluarga melarang anak usia dini untuk bawa motor
ReplyDeleteIya, sikap disiplin dan tertib memang harus diajarkan keluarga kepada anak-anak sejak kecil
DeleteAku loh, cuma jalan keluar rumah sebentar disuruh pake helm sama suamiku, protes dong, cuma jalan sebentar aja patuh banget ama lalin, suamiku bales nyolot "Kamu mau nyari nyaman apa nyari selamat?" jleb, weslah semenjak saat itu aku trussss pake helm dan terbiasa
ReplyDeleteIya mba, keselamatan diri jadi prioritas
DeleteAku juga gemes mba kalau lihat anak-anak SD sudah kemana-mana dengan motornya. Memang sih bisa menegendarai motor, tapi secara emosi kurang bisa mengendalikan. Kalau berpapasan dengan mereka aku pilih minggir saja. Ngeri-ngeri sedap. Sudah nggak pakai helm, jalan sembarangan.
ReplyDeleteBener mba, kalo di jalan raya lebih baik menghindar ya. Prihatin ngeliatnya kalo terjadi sesuatu yang tak diinginkan
DeleteBener, Mba suka gemeez ya lihat begitu. Apalagi lihat yang ngendarain motor anak kecil SD nggak pake helm, 1 motor ramean trus ngebut. Duuuh mau pites aja deh.
ReplyDeleteIya jadi bikin kita gemes plus kesel, pen jitak ya mba :)
DeleteIya mbak, kejadian kek gitu sering dimana mana. Nggak tau kenapa, keknya mereka merasa keren kali klo nggak pake helm. Padahal untuk keselamatan sendiri. Kesadaran masyarakat untuk selamat memang masih kurang kek nya ya mbak. Salam kenal mbak.
ReplyDeleteIya bener saya juga kadang lihatnya ngenes kok ya ngajak buah hati tapi nggak dipikir keselamatannya, kan kepala anak-anak juga panas toh kena paparan sinar matahari dan debu masak ngga dipakaikan helm?! Anak saya aja 2 tahun dan 4 tahun udah punya hlm anak-anak untuk masing-masing jadi si kakak pakai dan si adik ya pakai.
ReplyDeleteKalau ibu2 berjilbab geng aku tu suka bandel, karena sudah berjilbab merasa nggak perlu pake helm lagi. Dikasih tau, ngeyel. Duuuh gemez
ReplyDeleteAku juga kesal banget sama orang2 yg gak mau pake helm, even itu cuma di kompleks perumahan. Justru krn cuma di prumahan, mereka suka ngerasa 'aman', naik motor kenceng2 kayak yg punya jalan sendiri, nggak pake helm pula. Duh ...
ReplyDelete